Minggu, 07 Desember 2008

Senin, 14 April 2008

KISAH CINTA DI ESKA

Jum’at, 6 Februari 2004
Ada lagi percikan-percikan asmara yang terus mengejarku. Apakah ini hanya bayang-bayang yang sekelebatan berlarian ke sana-kemari? Aku benar-benar tak tahu. Jangan-jangan ini hanya bagian dari episode kemarin yang pada saatnya nanti pasti berlalu. Akankah hatiku tersandung dengannya. Dan memulai cerita baru lagi. Cerita yang kelak akan menjadi sejarah bisu dan terpatri di jiwaku.Tuhan, jangan kerdilkan jiwa hamba-Mu ini menghadapi kenyataan hidup. Jadikan hamba seperti Ibrahim yang tak gentar kepada siapapun dan siap menanggung segala resiko.

BERSAMBUNG...

DIARY CINTA DI ESKA...

Senin, 26 Januari 2004
Pantai Trisik Kulon Progo adalah saksi bisu atas semua yang telah terjadi padaku. Malam itu, mataku tertutup kain hitam. Aku dan teman-teman dibuat bak boneka oleh panitia workshop Teater ESKA. Tanpa alas kaki, kami menyusuri ruas jalan setapak hanya dengan mengandalkan insting. Kaki tertusuk duri, menginjak serpihan batu dan cadas-cadas tajam. Aku rasakan anggota tubuhku serasa mau lepas satu persatu. Dengan arah yang berlawanan, mereka—para panitia, menarik kedua lenganku dengan kencang. Bentakan-bentakan pedas dan makian sudah bukan mahluk asing lagi di telingaku. “Awas! jangan sampai lepas pegangan kalian!!” teriak mereka yang terus terngiang di telingaku malam itu.
Esok pagi, dramatikal mengerikan kembali terulang. Di bawah terik mentari yang menyengat, kami dipaksa berekspresi di pasir pantai yang membara itu. Dahsyat! Pasir yang membara itu seketika menyelomot sekujur tubuhku. Ini adalah penyikasaan gaya baru sebagai salah satu syarat menjadi anggota komunitas seniman. Yang ada di benakku hanyalah harapan, semoga ekspresi di atas pasir ini lekas beralih ke bibir pantai. Lantas aku akan berguling-guling di air sampai puas!!
Namun apa yang terjadi?! Ekspresi di pasir ternyata berlangsung cukup lama sampai di batas kesabaran yang tipis. Dari gaya kapas terhempas air, gaya kuda meringkik, gaya cumi-cumi, cacing menggeliat, hingga gaya kura-kura merangkak, semua itu harus kami lakukan di atas bara pasir.
Aku berguling-guling, merayap, meloncat, merangkak. Raut wajahku merah-padam. Rambutku menjadi tempat adonan pasir. Bersimbah! Sungguh kenangan yang tak terlupakan sekaligus menyenangkan!
Ups! Aku mendapat kenalan baru. Sayang, aku hanya bisa mengagumi. Tak berani mencintai dia. Terlalu traumatik. Aku terlalu dihantui berbagai resiko. Ah, biarlah aku menikmati ayunya saja. Aku masih ingin merdeka. Terbebas!!
[Hingga sore ini, sekujur tubuhku masih terasa pegal-pegal.]
BERSAMBUNG...

Sabtu, 05 April 2008

Ada yang tahu ini wajah siapa saja ini? Inilah para arsitektur rumah Eska. yang stress mikirn auditorium di ratakan dengan tanah..! Kirim sms sebanyak-banyaknya kepada yang bersangkutan! Buruaaaaaaaaan...!

Rahmat HS

Pria dengan rambut ghondrong ini sedang berusaha menyelesaikan novelnya yang belum memiliki judul itu. Semenjak aktif di Sanggar ESKA, pria dengan tampang sangar tetapi berhati sunda ini cukup lembut dalam tegur sapa, jadi santai saja untuk tersenyum pada dia.

Walaupun cukup mapan dalam menguasai property teater hingga lighting panggung. Tadisisihkan untuk menulis yang menjadi bagian dari dirinya. Buktinya sebuah novel saat ini berada di dalam genggamannya..(Tapi belum tahu nih kapan diterbitkannya)

Kini, Rahmat seneng "bersemedi" untuk mencari inspirasi untuk novelnya. Akan tetapi dibalik itu sema, Rahmat saat ini menjadi arsitektur dalam membangun "Rumah Eska" yang saat ini sedang digarap bersama teman Eska.

Kamis, 03 April 2008



Woi.. Bang Canaka, dimana kau saat ini? banyak obrolan mengalir tentang kau bang di Jakarta, Yogyakarta, di Kediri juga! Ada yang bilang kau sibuk di Dephan sekarang, ada juga yang bilang kau sibuk di apartemennya Muis,,. Nah, yang lagi hangat, ada yang bilang kau berada di Sulawesi? Lha yang bener yang mana ni bang? Kasih kabarlah, kasihan "Oo" yang merana menunggu kabar darimu...

Waktu berjalan mengiringi detik jam yang menempel di dinding. Saat ini, jarum detik waktu itu sudah mengarah di angka 6, tapi sayang kita tidak tahu itu angka 6 untuk pagi hari atau memang untuk hari sudah sore...!